Sukabumi - Indonesia - Selalu ada cerita di balik kesuksesan suatu startup. Kali ini sebuah kisah datang dari pendiri Xendit, Tessa Wijaya. Wanita asal Sukabumi, Jawa Barat itu berhasil mengantarkan startup fintech tersebut menjadi perusahaan unicorn atau bernilai US$ 1 miliar.
Hal ini merupakan sesuatu yang jarang terjadi, sebab kebanyakan startup yang mencapai tahapan unicorn rata-rata dipimpin oleh laki-laki. Dengan pencapaian ini, Tessa mengaku sangat bangga.
Baca juga:
Muhaimin Iskandar Dukung Kripto Kena Pajak
|
Pada Go.id, ia mengatakan, " Kami sangat bangga menjadi, saya pikir, satu dari yang menjadi unicorn di Indonesia. Dan saya pribadi sangat bangga karena saya adalah co-founder wanita pertama yang memimpin sebuah perusahaan di Indonesia menjadi unicorn. Saya pikir itu sangat luar biasa, " kata Tessa dalam acara Women in Fintech, Jakarta, belum lama ini.
Dia menjelaskan dirinya tidak punya latar belakang keuangan, bahkan teknologi. Tessa juga mengatakan tidak berkuliah di kampus ternama di Amerika Serikat yang dikenal sebagai Ivy League. Namun, Tessa bilang itu bukan alasan untuk tidak bisa berpartisipasi atau ikut dalam gerakan fintech.
"Anda hanya perlu mengambil lompatan, " ujarnya Tessa.
Dalam acara tersebut, dia mengungkap soal pentingnya dukungan pada wanita di dunia kerja. Sebab tak banyak wanita yang rela harus berhenti bekerja saat memiliki keluarga. Sayangnya, banyak perusahaan tidak menyediakan perangkat untuk membantu para wanita tersebut.
Tessa menjelaskan meski wanita bekerja di rumah, tetap memiliki pekerjaan lain yang harus dilakukan untuk rumah tangga. Salah satunya tetap mengajarkan dan mengawasi anak yang harus bersekolah dari rumah.
"Jadi kami mulai memiliki program masalah yang disebut Xendit Rantang pada dasarnya kami mulai mengirimkan makanan ke rumah-rumah orang sehingga meringankan beban itu bagi wanita karena Anda tahu harus melakukan pekerjaan ekstra sambil juga memiliki dua pekerjaan lainnya di rumah." ungkapnya.
Reporter : Anwar Resa Jurnalis Nasional Indonesia